Birth story baby Zeina

                    *foto usia setahun


Kehamilan kali ini adalah kehamilan pertama setelah merasakan proses bersalin normal, jadi sadar betapa subhanallahnya perjuangan seorang ibu. *Sungkem sama mama 😭

Ternyata perjuangan LDM (long distance married) dengan suami selama hampir 2 tahun terpisah jarak antar benua (Saudi dan Libya) tak seberapa dibanding perjuangan melahirkan seorang ibu. 

Pada kehamilan ini alhamdulillah tidak ada kendala yang menyulitkan, hanya morning sickness yang datang pergi dan nafsu makan yang menurun selama 5 bulan pertama. Suami tercinta pun alhamdulillah lebih sigap dan penuh perhatian (thanks dear suami 😘).

HPL menurut HPHT jatuh pada 29 maret 2018. 
Di UK 30 weeks kepala denin (dedek janin) sudah berada dibawah tapi blm masuk panggul.
UK 36 weeks kepala denin belum juga settle masuk panggul, masih condong ke kiri. Tapi tetap berusaha dengan banyak berjalan ketika mengajar, kunjungan suami, dan senam gymball  tak ketinggalan. 

Saya memutuskan untuk ambil cuti mengajar pada tanggal 20 maret  2018 persiapan menyambut denin di rumah orang tua.
Pada 24 maret pukul 04.00 tiba-tiba saya terbangun karena mulas luar biasa, saya kira mulas ingin pup ternyata sudah ada bercak darah. Segera saya bangunkan suami yang kebetulan ada di rumah, ikatan batin denin dengan ayahnya 👨‍👧❣
ba'da subuh langsung periksa ke klinik, proses VT yg cukup menyakitkan ternyata msh bukaan 1. DJJ (detak jantung janin) bagus tapi lagi-lagi denin belum settle masuk panggul masih miring ke kiri, tensi darah pun rendah 90/80. Sebisa mungkin  tetap tenang meskipun deg-degannya MashaAllah.

Akhirnya saya tunggu gelombang cinta hadir di rumah dengan terus ngegymball dan atur nafas, nikmaaaat luar biasa setiap gelombang itu hadir 😖
ketika makan siang tiba saya coba ikhtiar dengan makan sate kambing untuk tingkatkan tensi, dan subhanallah habis 7 tusuk. Lapar, Buuu😂

Sorenya coba periksakan kembali ke klinik sebelumnya, karena mulas mulai datang per 10 menit. Dan alhamdulillah luar biasa efek sate kambing ini, tensi kembali normal 110/100. Karena ini kehamilan pertama dalam benak bertanya-tanya & mulai khawatir,
"Mulas seperti apakah lagi yg lebih luar biasa dari ini?!." Kemudian nakes menyarankan untuk pergi ke klinik terdekat jika mulas tidak tertahankan.

Alhamdulillah di detik-detik masa penantian ternyata Allah berikan kemudahan dan kenyamanan bersalin dengan ditunjukkan pada nakes terdekat yang ternyata masih kenalan orangtua, tempat yang nyaman dan kebetulan sepi pasien. 😅

Ba'da isya mulas mulai teratur per 5 menit, mulai labor dan sudah bukaan 3 dengan darah yang banjir terus keluar setiap pembukaan tapi ketuban belum juga pecah. Suami dan mama mendampingi dengan sabarnya, setiap jeda mulas suami selalu berikan makan, minum dengan kurma penambah energi. Sedangkan mama terus memotivasi bahwa tidak akan lama lagi dan saya pasti kuat.

Lelah dan kantuk mulai datang sebab belum bisa tidur sejak malam sebelumnya. Mama bilang saya pucat karena banyaknya darah yg keluar, suami selalu menyadarkan agar menatapnya dan tetap kuat. 

Bukaan 5 terasa sangat berat, mulas dan ingin mengejan yang tidak tertahankan. Tiba2 "byuuuùur..." ketuban pecah dengan derasnya membanjiri lantai berwarna keruh, mungkin efek khawatir selama kontraksi. untuk buibu yang pertama hamil keep happy dan tidak usah banyak khawatir macam saya yaa, Buu.. 😂
Setelah itu bukaan terasa lebih cepat, karena banyaknya darah yang keluar saya dipasangi infus, khawatir pendarahan terang nakes. 

Setelah bukaan lengkap ternyata posisi denin masih betah miring ke kiri belum juga masuk panggul. 
Akhirnya proses mengejan mengharuskan saya miring ke kiri dengan satu kaki diangkat tinggi keatas, tangan yang dipasangi infus menekan kaki hingga jarum infus bengkok. 
Disinilah terasa benar adanya doa-doa yang kita harapkan dan panjatkan menjelang lahiran diijabah. 
Saya terus berdoa "Ya rabb.. lancarkan, kuatkan, sehatkan, mudahkan, sempurnakan fisik dan akhlak nya". 

Tiba-tiba kantuk saya hilang tergantikan dengan keinginan kuat bertemu buah hati tercinta. Berjuang, mengejan, menahan rasa sakit dan mulas, mengatur nafas. Setiap denin mengajak keluar saya sambut dengan takbir mengejan. Proses yang cukup panjang Rasanya ingin menyerah Kalau bukan karena Allah janjikan pahala syahid dan dihapuskannya  dosa bagai terlahir kembali.

Dan alhamdulillah syukur penuh terpanjatkan. Diiringi tangisan buah hati tercinta dan tangis haru kami, lahirlah putri kemerahan kami dengan kelahiran normal berat 3 kg dan panjang 48 cm yang kami beri nama *Humaira Zeina Salsabila* 
semoga akhlaknya, kecerdasannya, ilmunya, dan cantiknya sebagaimana istri rasulullah shallallahu alaihi wa sallam (Humaira) Aisyah radhiyallahu anha. (Zeina) sebagai hiasan dunia akhirat bagi kami orang tuanya dan sebagai penyejuk mata dan hati bagai salah satu mata air di syurga (Salsabila). 

Adegan setelah itu terasa ringan meskipun harus dijahit obras luar dalam sepanjang V dari depan sampai belakang selama 2 jam. Alhamdulillah tsumma Alhamdulillah 😊

اعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانِِ وَ هَامَّةِِ وَ مِنْ كُلِّ عَيْنِِ لامَّة
#oneweekonewriting
#kamimenulis 
#ibuprofesionaldepok

Comments

  1. Aamiin ya Allah, semoga doa bunda untuk Zeina diijabah Allah ...

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts