Diantara Jarak dan Waktu


31 December 2015. 21.12 waktu Tripoli-Libya.
Dalam dinginnya malam dan kesendirian di kamar yang sepi.
Bulan ini adalah bulan dan tanggal akhir dalam penanggalan masehi yang berarti esok adalah awal tahun baru. Di Indonesia mungkin cukup banyak orang yang merayakan moment ini, terlepas dari kontroversi dari mana asal perayaannya, dan ada pula yang menggunakan moment ini hanya untuk sekadar berkumpul dengan orang-orang terkasihnya bersama sanak keluarga, pasangan halalnya.

Aku tersadar betapa waktu berjalan begitu cepatnya, padahal terasa baru kemarin menginjakkan kaki di negeri hijau ini, sekarang tinggal bilangan bulan menanti kepulangan ke tanah air. Terasa baru kemarin seorang laki-laki asing mengucap janji sucinya padaku hingga menjadi laki-laki terindah bagiku saat ini.

Tak terasa 4 bulan 8 hari berlalu sejak ikrar suci itu ia ucapkan, sejak 3 bulan 25 hari lalu kita terpisah jarak dan ruang hingga saat ini. Tak ada hari yang berlalu tanpa memikirkan hari pertemuan kita!, hari dimana kita sudahi rindu-rindu yang menggunung tiap-tiap harinya, menyudahi kecemburuan pada pasangan lain yang bisa selalu menatap mata pasangannya.

Tetapi disini lah kita, dengan sejuta rasa yang terpendam dan rindu yang tak pernah habis, meruah dan membuncah. Aku percaya saat indah itu akan datang untuk kita pada masanya.

Terimakasih cinta telah berusaha memahamiku selama ini meski banyak emosi dan egoisme yang tumpah, terimakasih atas perhatian yang kamu curahkan, terimakasih untuk ketulusan meminta maaf dan memaafkan, terimakasih untuk segala hal yang telah kau lakukan, terimakasih untuk setia menjadikanku istrimu. Maafkan jika banyak hal buruk yang kau dapati dalam diriku, teruslah menjadi hal terindah dalam hidupku. Love you as long as always, your lovely wife.

Comments

Popular Posts